Proyek Siluman di Pelabuhan Tarebung Gayam Sumenep Disorot Aktivis

    Proyek Siluman di Pelabuhan Tarebung Gayam Sumenep Disorot Aktivis
    Proyek pembangunan lahan parkir di Pelabuhan Desa Tarebung Desa Tarebung Gayam Sumenep (Foto : Kiki)

    SUMENEP - Proyek Pembangunan Pelabuhan di Desa Tarebung Kecamatan Gayam Sumenep (Pulau Sapudi),   diduga  dikerjakan tidak sesuai dengan sepesifikasi dan  tidak ada papan informasi yang jelas.

    Pasalnya, pekerjaan proyek yang sudah berjalan hampir sebulanan  ini tanpa papan nama proyek.

    Hal itu kemudian dapat sorotan dari aktivis Pemuda Kepulauan Sapudi,   Mas'udi mengatakan,   bahwa proyek yang dibangun pemerintah dinilai proyek siluman (Ghaib), sebab sama sekali tidak terpasang papan nama infomasi yang dapat di akses.

    Sebab kata dia, proyek yang anggrannya tidak ditransparansikan pada publik,   ia menganggap sebagai trik untuk membohongi masyarakat.

    "Proyek yang dikerjakan tanpa mengunakan papan nama itu diindikasi sebagai trik untuk membohongi masyarakat agar tidak termonitoring besaran anggarannya", tegas Mas'udi, pada media ini, Minggu (05 / 09/2021).

    Pemasangan papan nama proyek, merupakan implementasi azas transpransi, sesuai amanah Undang - undang keterbukaan informasi publik (KIP) nomor 54 tahun 2008 dan nomor 70 tahun 2012 dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang di biayai negara wajib memasang papan nama proyek.

    "Dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan, " lanjut Pria yang kerap disapa Udi.

    Saat ini, di lokasi ada dua bahan yang dijadikan sebagai sampel oleh tim media berupa Pasir Pasirian, dan Tanah urug bercampur tanah liat sebagai timbunan.

    Dari hasil pantauan awak media, proyek tersebut saat ini masih tahap penimbunan tanah.

    Adapun beberapa bahan yang dikumpulkan berupa  batu gunung, batu cor,   pasir hitam pasirian dan  tanah urug yang bercampur tanah liat.

    "Ini tanah urugnya bukan 'sarassak' asli pak, tapi bercampur tanah liat tentunya harganya lebih murah, " ujar salah satu pekerja bongkar muat tanah urug yang enggan disebutkan namanya.

    Lebih lanjut, ia juga mengatakan,   bahwa pihaknya hanya disuruh untuk mengangkut dan diberikan ongkos per pickup sekitar 90.000 Rupiah.

    "Saya hanya disuruh ngangkut tanahnya saja pak, ongkosnya 90 ribu sama kulinya, tapi tidak termasuk harga tanah urugnya, " ujarnya.

    Lebih lanjut ia menerangkan, kualitas tanah tersebut merupakan tanah yang paling murah,   sebab kata dia, ketika tanah itu disiram air langsung becek seperti lumpur.

    "Bedanya dengan tanah urug yang asli (Sarassak), meskipun disiram air tidak akan becek, justru lebih mengeras ketika sudah meresap, " Imbuhnya.

    Meski proyek tersebut sudah dikerjakan, tim media tidak menemukan papan informasi yang tampak dipasang  di lokasi.

    Bahkan pada saat tim media turun ke lokasi,   tidak ada pengawas dari dinas terkait yang berwira - wiri disana.

    Melalui sambungan telephonenya,   Agustiono Sulasno, mengatakan  bahwa  proyek tersebut merupakan Bantuan Keuangan (BK) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Pada saat tim media,   menanyakan pagu anggaran,   Agus berkata, dirinya tidak hafal, karena dirinya sedang tidak membuka data dan  sedang libur kantor.

    "Besok saja samean ke Kantor  mas, selesai kan, kalau samean nanyak data sekarang kan hari libur saya, mana bisa saya buka file, " ujarnya.

    "Silahkan saja samean langsung ke kantor,   dikonfimasi, paling tidak ada bagian bidang yang menangani, " Imbuh agus.

    Tidak hanya itu,   bahkan ketika Agus ditanya perihal papan informasi yang tidak dipasang,   dirinya mengatakan masih proses.

    "Ya masih proses mas, itu kan belum selesai pengerjaannya, kecuali pekerjaannya sudah selesai belum ada papannya boleh lah, ini masih proses semua toh, " pungkasnya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak lain,   pagu anggaran proyek tersebut kurang  lebih sekitar  1, 1 Miliyar Rupiah. (qq) 

    Pelabuhan Dishub Gayam Sumenep
    Hasan Al Hakiki

    Hasan Al Hakiki

    Artikel Berikutnya

    Terus Disorot, Aktivis Kepulauan Sapudi...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    BBM Tak Lagi Dijual Bebas, Pengecer Meradang
    Viral, Video Tudingan Pengecer BBM pada Ormas di Gayam, Ini Respon GP Ansor
    Akibat Disorot Media,  Proyek Polindes Ratusan Juta di Desa Tarebung Sumenep Digusur Ulang
    Diduga Kerja Asal - Asalan, Proyek Polindes Tarebung Gayam Sumenep Disorot
    GP Ansor Gayam Launching BUMA Kopi Sahabat, Ini Manfaatnya

    Tags